Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Malam, Rinduku

malam, rindu ini berguguran bersama tetesan waktumu ia berguguran dihembusan angin yang kukuh menjadikan hatiku ringkih di kemarau rinduku ini ku coba tampikkan rasa ini tapi malam kau tetap saja kelam meski binar lampu mencoba menggaungimu   malam sungguh telah kuseka rinduku di lubuk hatiku tapi mataku tak seirama dengan tutur kataku yang lalu

Dekapan-Mu

ya rabb-Ku lara hatiku tak mampu kebendung dalam rengkuhnya malam Engkau mendekap hatiku yang kian gigil ini ya Rabb-ku kemana akan kusandarkan segala laraku ini?   Engkaulah Allah yang maha kuasa Engkau Allah yang maha memberi segala

Bahasa Rindu Kepada-Mu

dinaungan pelita malam ku tapaki tilas diselah-selah waktu dinaungan pelita malam yang kian jauh tak kawan menghampiri dinaungan pelita malam ada rindu yang terbingkai rasa rindu rindu berbingkai air mata rindu berbingkai rasa gundah rindu berbingkai kelimpungan rindu yang kian menjadi di sepertiga malam

Satu Ruang, Satu Celah

Entah ini benar atau tidak..tapi menurutku setiap dari kita memilki satu hati dengan banyak ruang.sebuah ruang hati untuk bercanda ruang untuk merasa bahagia,sebuah ruang untuk sebuah tangisan sebuah ruang untuk kesedihan dan ruang untuk menganlisa atau ruang untuk penalaran baik itu bersifat logis maupun metafisik.

Naif

senyuman yang sama sekali tak inah ia tersungging dalam temaramnya tak bersinggah sanjung dalam hati senyuman yang begitu busuk mungkin memekarkan kesturi tapi sungguh ia berbau bangkai

Bedebah Kecil

kutemukan wajahmu diserpihan malam ia melintas di rinai hujan melagukan nyanyian yang tak ku mengerti akan hadirnya sosok bedebah ia melagukan nyanyian nyanyian serapah indahmu

Wajah Wajah

sosok datang dan pergi terkadang lama berkawan masa tak jarang hanya menampak rupa sosok adalah aku dan kau yang datang sosok bukan kau tetapi rupa yang ada rupa yang silih,sosok yang silih sosok datang dan pergi terkadang ia nampak dalan sunggingan dan durja sosok adalah aku dan bukan kau yang kian silih sosok adalah aku dalam rupaku rupa yang tak hanya lirih akan rupa

Aku Seka : Rindu Ini

masikah kau tertawa kecil mengingatku saat aku berada di kota lain.. saat aku berada diatas kereta api melintasi padang ilalang yang seolah bercerita tentangmu saat aku mengingatmu,hanya senyuman kecil yang menjadi bahasa hatiku senyuman yang sangat rindu akan kedipan matamu

Luka Paruh Baya

dirajam hati dalam detak sang masa berkalang duka dalam tetesan peluh hati mungkin nampak ia menyungging senyuman namun tak jadi pula dalam hatinya sekilas ia terbahak dalam tawa namun tak nyata ada dalam batinnya

Pendar dalam temaramnya

nyalanya sesekelai redup dalam tiupan angin malam cahayanya terkadang pendar dalam keheningan malam dan terkadang temaram direngkuh embun pagi tak jarang siluet bayangnya terlihat menari dibatas malam bayangan yang tak berwajah namun mencoba untuk tersenyum

Wajah Temaram

dalam rengkuhan malam yang kian pekat ada sebuah nama datang dalam bayang kabut menghampiri tak tahu siapa namanya tak pula nanmpak jelas wajahnya tapi aku tahu dia tersenyum dalam keheningan ia tersenyum dengan senyuman indah dengan bibir yang berbalut kesedihan tiada habis.