dalam rengkuhan malam yang kian pekat
ada sebuah nama datang dalam bayang kabut menghampiri
tak tahu siapa namanya
tak pula nanmpak jelas wajahnya
tapi aku tahu dia tersenyum dalam keheningan
ia tersenyum dengan senyuman indah dengan bibir yang berbalut kesedihan tiada habis.
berjalan diselah-selah bebatuan layaknya aliran sungai kehidapan malangku ini.
dikehidupan yang hanya dapat kumengerti arti dibalik setiap kata dari balik tembikar yang kian mengering dalam tetesan air hujan dan dentuman suara oleh sangkakala yang kian merajam dalam sepiku
tak pernah kutahu siapa dia bahkan saat bayangnya datang dengan lagkah yang berdetak seperi jantung tua ini.
tek rengkuh namanya dalam hatiku yang kian bermain ditaburan bintang malam yang sesekali nyala dalam gelap.
tak pulah pasang dalam hatiku bertemunya dalam ruang hati yang telah rusak ini
dan tak pula membalik laman dalam buku kehidupan yang kian lusuh dalam genangan air hujan yang semalam menetes layaknya ribuan kerikil bercambuk petir dalam badai yang abadi
tapi sudahlah akupun tak sedang dalam keberanian bahkan hanya untuk mengetahui namanya yang kutahu saat itu namanya sudahlah pasti adalah bagian dari keindahan
ada sebuah nama datang dalam bayang kabut menghampiri
tak tahu siapa namanya
tak pula nanmpak jelas wajahnya
tapi aku tahu dia tersenyum dalam keheningan
ia tersenyum dengan senyuman indah dengan bibir yang berbalut kesedihan tiada habis.
berjalan diselah-selah bebatuan layaknya aliran sungai kehidapan malangku ini.
dikehidupan yang hanya dapat kumengerti arti dibalik setiap kata dari balik tembikar yang kian mengering dalam tetesan air hujan dan dentuman suara oleh sangkakala yang kian merajam dalam sepiku
tak pernah kutahu siapa dia bahkan saat bayangnya datang dengan lagkah yang berdetak seperi jantung tua ini.
tek rengkuh namanya dalam hatiku yang kian bermain ditaburan bintang malam yang sesekali nyala dalam gelap.
tak pulah pasang dalam hatiku bertemunya dalam ruang hati yang telah rusak ini
dan tak pula membalik laman dalam buku kehidupan yang kian lusuh dalam genangan air hujan yang semalam menetes layaknya ribuan kerikil bercambuk petir dalam badai yang abadi
tapi sudahlah akupun tak sedang dalam keberanian bahkan hanya untuk mengetahui namanya yang kutahu saat itu namanya sudahlah pasti adalah bagian dari keindahan
Komentar
Posting Komentar