Langsung ke konten utama

Wajah Temaram

dalam rengkuhan malam yang kian pekat
ada sebuah nama datang dalam bayang kabut menghampiri
tak tahu siapa namanya
tak pula nanmpak jelas wajahnya
tapi aku tahu dia tersenyum dalam keheningan
ia tersenyum dengan senyuman indah dengan bibir yang berbalut kesedihan tiada habis.

berjalan diselah-selah bebatuan layaknya aliran sungai kehidapan malangku ini.
dikehidupan yang hanya dapat kumengerti arti dibalik setiap kata dari balik tembikar yang kian mengering dalam tetesan air hujan dan dentuman suara oleh sangkakala yang kian merajam dalam sepiku

tak pernah kutahu siapa dia bahkan saat bayangnya datang dengan lagkah yang berdetak seperi jantung tua ini.

tek rengkuh namanya dalam hatiku yang kian bermain ditaburan bintang malam yang sesekali nyala dalam gelap.
tak pulah pasang dalam hatiku bertemunya dalam ruang hati yang telah rusak ini
dan tak pula membalik laman dalam buku kehidupan yang kian lusuh dalam genangan air hujan yang semalam menetes layaknya ribuan kerikil bercambuk petir dalam badai yang abadi
tapi sudahlah akupun tak sedang dalam keberanian bahkan hanya untuk mengetahui namanya yang kutahu saat itu namanya sudahlah pasti adalah bagian dari keindahan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah. Tak akan berpanjang lebar. Viral banget, ya? Jelas viral Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya. Tanggapanku soal film ini bagaimana? Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data. Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta". Data adalah fakta, dan fakta adalah data. Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data. lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.