Harap akan geliat literasi Massarempulu' benar-benar terpupuk dalam pandang. Ditengah perhelatan lapak-lapak dengan suguhan camilan khas, pernak pernik dan sosialisasi program unguulan instansi pemerintah. Terlihat riang dan sangat antusias, anak-anak kisaran sembilan tahun, tengah mengerumuni Mobil Perpustakaan Keliling milik pemerintah Kota Kabupaten Enrekang. Mereka saling merebut meja, tempat buku-buku menceritakan setiap kisah terbaik.
Pemandangan langka. Seolah menjadi oasis tersendiri, pemandangan ini benar-benar menyejukkan hati bagi penggiat literasi. Bukan tanpa alasan. Lemahnya tingkat kesadaran terhadap urgensitas literasi dan ketimpangan penggunaan teknologi yang kian tak terbendung, telah mengubah paradigma generasi belia dan menggeser "Buku sebagai sumber ilmu" menjadi "Tanya Om Google". Berdasar pada data keluaran Kementrian Komunikasi dan Informasi tahun 2016, Merah Putih bertengger di urutan ke-enam negara dunia dengan 102 juta pengguna internet dan pada tahun 2017, diperkirakan akan menyentuh angka 112 juta; jauh mengungguli negara maju seperti Rusia dan Jerman.
Namun sayang, penggunaan teknologi rupanya tidak setali tiga uang dengan peningkatan kesadaran. Tingginya angka penggunaan internet berbanding terbalik dengan angka minat baca masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa. Sudah bukan pemadangan baru lagi, saat kita mengunjungi perpustakaan sekolah-sekolah dan hanya ada hamparan pelajar dengan gadget dalam genggaman, sedang buku berbaris rapi di rak masing-masing, tanpa ada tekukan di sudut lembarannya. Terlebih lagi di kota-kota metropolitan, membaca seolah telah tersingkir dari kurikulum budaya masyarakat. Terlepas dari pola minat baca masyarakat saat ini, pemandangan di Bumi Massanrepulu' benar-benar telah menyejukkan hati dan telah sukses menjadi oasis perjalanan kami.
Anak-anak antusias memilih buku Gambar oleh El Sonrisa |
Tengah Antre mengisi daftar peminjam Gambar oleh El Sonrisa |
Makassar, 20 Februari 2017
Komentar
Posting Komentar