I
Senja kemarin sore, itu sangat indah
Damai sungguh rasanya hati ini
Senja kemarin sore, itu sangatlah indah
Kuputuskan semai benih di halaman rumahku
II
Senja sore itu masih aku kenang
Benih mawar yang kusemai masih tetap aku sirami
III
Senja demi senja selalu berlalu
Hatiku mulai bimbang kemudian
Siraman demi siraman silih berganti
Hatiku mulai tumbuh rasa khawatir
IV
Senja demi senja masih berlalu
Di tamanku tak satu pun mawar yang tumbuh
"Taman senjaku" itu ditumbuhi oleh hijau semak belukar, oleh hijau rerumputan
V
Setahun berlalu kemudian
Aku kembali semai mawar di taman senja,
Tetapi kemudian tumbuh pephonan rindang;
Tempat burung-burung menanggalkan lelah,
Tempat kunang-kunang melepaskan rindu pada pinus
VI
Usiaku kini tak muda lagi
Taman senja penuh mawar tak kunjung datang
Tetapi sungguh, selepas senja sore itu
Kesyukuranku selalu hadir di wajah rembulan yang tersipu malu;
Mendengarkan jangkrik-jangkrik tengah berbisik mesra
Menikmati udara bersih bersama pelita kecilku
dengan sebatang kayu manis dan buah pinus yang aku jadikan serbuk dupa, mungkin inilah taman hidupku
Makassar, 14 Oktober 2014
Senja kemarin sore, itu sangat indah
Damai sungguh rasanya hati ini
Senja kemarin sore, itu sangatlah indah
Kuputuskan semai benih di halaman rumahku
II
Senja sore itu masih aku kenang
Benih mawar yang kusemai masih tetap aku sirami
III
Senja demi senja selalu berlalu
Hatiku mulai bimbang kemudian
Siraman demi siraman silih berganti
Hatiku mulai tumbuh rasa khawatir
IV
Senja demi senja masih berlalu
Di tamanku tak satu pun mawar yang tumbuh
"Taman senjaku" itu ditumbuhi oleh hijau semak belukar, oleh hijau rerumputan
V
Setahun berlalu kemudian
Aku kembali semai mawar di taman senja,
Tetapi kemudian tumbuh pephonan rindang;
Tempat burung-burung menanggalkan lelah,
Tempat kunang-kunang melepaskan rindu pada pinus
VI
Usiaku kini tak muda lagi
Taman senja penuh mawar tak kunjung datang
Tetapi sungguh, selepas senja sore itu
Kesyukuranku selalu hadir di wajah rembulan yang tersipu malu;
Mendengarkan jangkrik-jangkrik tengah berbisik mesra
Menikmati udara bersih bersama pelita kecilku
dengan sebatang kayu manis dan buah pinus yang aku jadikan serbuk dupa, mungkin inilah taman hidupku
Makassar, 14 Oktober 2014
Komentar
Posting Komentar