derap langkahmu tak lagi mengalun indah
tutur katamu tak pernah indah memanja telinga
ribuan langkah kau tapaki dalam hati
ribuan kata coba kau ucap dalam ketidak sepahaman
langkahmu kian mengerdil digerus masa
mengalir jauh dari kehidupanmu
tawamu tak pernah beda dari tangismu
mungkin derita lukisan bahagiamu
bocah kecilmu tak lagi menyuap makanannya
bukan karena tak mampu tapi karena piringnya tengah kerontang
bocah kecilmu tengah bersuara lengking
bukan suara tawanya tetapi suara tangisnya
pepe mereka menyebut namamu
sosok wanita berumpama surau rebah ketanah
pepe mereka menyebut namamu
sosok wanita yang berbahasa dalam kebisuan
mungkin hidup berat bagimu
tak pernah kau tahu kemana angin membawamu
aku tahu kau bisu,aku tahu kau lumpuh
dan aku tahu sketsa kebenaran sejati ada dalam sorot matamu
tapi sudahlah
yang Maha kuasa telah memanggilmu dan aku yakin kau tak akan menolak
-selamat jalan untukmu, aku tahu hatimu pedih-
Makassar, 7 November 2013
tutur katamu tak pernah indah memanja telinga
ribuan langkah kau tapaki dalam hati
ribuan kata coba kau ucap dalam ketidak sepahaman
langkahmu kian mengerdil digerus masa
mengalir jauh dari kehidupanmu
tawamu tak pernah beda dari tangismu
mungkin derita lukisan bahagiamu
bocah kecilmu tak lagi menyuap makanannya
bukan karena tak mampu tapi karena piringnya tengah kerontang
bocah kecilmu tengah bersuara lengking
bukan suara tawanya tetapi suara tangisnya
pepe mereka menyebut namamu
sosok wanita berumpama surau rebah ketanah
pepe mereka menyebut namamu
sosok wanita yang berbahasa dalam kebisuan
mungkin hidup berat bagimu
tak pernah kau tahu kemana angin membawamu
aku tahu kau bisu,aku tahu kau lumpuh
dan aku tahu sketsa kebenaran sejati ada dalam sorot matamu
tapi sudahlah
yang Maha kuasa telah memanggilmu dan aku yakin kau tak akan menolak
-selamat jalan untukmu, aku tahu hatimu pedih-
Makassar, 7 November 2013
Komentar
Posting Komentar