Langsung ke konten utama

Diantara Pasir

Aku keliru menafsirkan kehidupan
Selalu kujumpai hitam dan putih
Selalu Aku ratapi dari dua sisi
 
Tak pernah ku jelajah dalam sepadangnya
 
Aku sama sekali keliru
Mengapa mereka begitu gigih
Apakah karena mereka terlalu bodoh?
Atau hanya Aku satu-satunya manusia bodoh disini?
 


Diantara pasir Aku tanyakan makna kehidupan
Diantara pasir Aku selalu membaca kehidupan
 
Semalam pasir mengajariku cara bernafas
Bernafas untuk hidup dan hidup untuk bernafas
dan Aku belajar dengan sangat keras
 
Musim mungkin akan berganti
Lalu kemana musim hujan dalam hati yang kerontang?
Ataukah musim hujan adalah khayalanku semalam?
Aku tidak benar-benar tahu
 
Semalam pasir mengajariku tentang kehidupan
Ia mengajariku bagaimana cara berbisik pada angin
dan Aku belajar dengan sangat keras
 
Aku sungguh berusaha mengeja dari lisan yang tak pernah berucap
Menerjemah mimpi dari sosok yang selalu terjaga
 
Aku keliru menafsirkan kehidupan
Karena selama ini yang Aku jumpa adalah nafas yang tak lagi berhembus
Lantas apakah selama ini Aku sudah benar-benar hidup?


Makassar, 8 November 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.

Suatu Ketika

Pada suatu ketika, akan tiba masanya I Pada suatu ketika kita berjumpa, akan tiba masanya perpisahan II Pada suatu ketika kita saling merindu, akan tiba masanya kita saling mengenang III Pada suatu ketika kita saling memberi arti, akan tiba masanya kita dalam hilang IIII Pada suatu ketika segala sesuatunya bisa terjadi, akan tiba masanya mencari dalam ingatan menjadi sukar IIIII Pada suatu ketika kita telah hilang, temukanlah kita dalam ingatan masing-masing VI Ya, pada suatu ketika; saat ini, akan tiba masanya; yang tak jauh dari hari ini Makassar, 12 Maret 2019