Langsung ke konten utama

Terjebak Diksi

"Diksi" penulis mana yang tidak mengetahui arti kata tersebut?
Hampir setiap penulis, baik itu pemula atau "senior" benar-benar memperhatikan terkait masalah diksi dalam menulis suatu karya.

Namun, menurut saya. Terkait masalah diksi. Beberapa penulis justreru terjebak dan keliru mengenai hal ini. Beberapa penulis menganggap bahwa yang dimaksudkan dengan keragaman diksi adalah penggunaan kosa kata yang sangat jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Beberapa penulis dengan entengnya menggunakan kosa kata yang notabene hanya dapat dipahami oleh kalangan penulis saja, bahkan pada tingkat yang lebih ekstrem lagi, penulis lain pun kesulitan dalam memahami kata tersebut. Camon guys, think again!
Bukankah setiap tulisan itu adalah untuk dibaca? jangan sampai terjebak dengan "keragaman diksi" secara gamblang. Sejauh yang saya amati keragaman diksi adalah penggunaan kosa kata yang memiliki ragam banyak, bukan penggunaan kosa kata "level dewa", ingat keragaman kata bukan kesulitan kata. Bukannya memandang sebelah mata dengan penulis yang menggunakan diksi dengan tingkat dewa tadi, hanya saja penulis juga harus sedikit mempertimbangkan terkait penggunaan diksi ini. Untuk apa menulis dengan diksi yang runyam tetapi tidak terbaca oleh masyarakat?.

Sebagian penulis juga beranggapan bahwa penggunaan diksi "level dewa" untuk memupuk intelektualitas dalam berbahasa, jujur saya kagum dengan hal ini, hanya saja selain bijak dalam pesan berkarya juga harus bijak dalam memilih diksi dan jangan sampai "terjebak diksi".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.

Suatu Ketika

Pada suatu ketika, akan tiba masanya I Pada suatu ketika kita berjumpa, akan tiba masanya perpisahan II Pada suatu ketika kita saling merindu, akan tiba masanya kita saling mengenang III Pada suatu ketika kita saling memberi arti, akan tiba masanya kita dalam hilang IIII Pada suatu ketika segala sesuatunya bisa terjadi, akan tiba masanya mencari dalam ingatan menjadi sukar IIIII Pada suatu ketika kita telah hilang, temukanlah kita dalam ingatan masing-masing VI Ya, pada suatu ketika; saat ini, akan tiba masanya; yang tak jauh dari hari ini Makassar, 12 Maret 2019