Langsung ke konten utama

TEH rasa KOPI

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah Allah SWT kembali memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat sebuah catatan kecil.
apa kabar akh? apa kabar ukhti? semoga kabarnya baik dan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan kasih sayang kepada kita semua..aamiin


oh ia, sebelumnya saya mau nanya sama akhi dan sama ukhti semua "sebelumnya sudah pernah menyeduh dan meminum teh tidak?" . hmm kayaknya sih kebanyakan dari kita akan menjawabnya dengan kata "pernah"...nah kalau sudah pernah menyeduh dan meminum teh artinya sudah tahu dong cara membedakan yang mana kopi dan yang mana teh...ia kan??

tapi apakah akhi dan ukhti semua pernah memperhatikan tidak kalau ternyata dibalik kegiatan sederhana itu Allah SWT menyelipkan pesan kecil tetapi sangat bermakna dalam hidup kita yang kalau kita memahaminya dengan cara yang benar insya Allah akan menjadi pemicu untuk kita menjalani kehidupan kita dengan cara yang lebih baik lagi..^_^

pernah tidak akhi dan ukhti membayangkan bagaimana jadinya jika kita mengambil sejumput teh bubuk atau sekantung teh celup lalu kita tambahkan dengan beberapa sendok gula dan kita aduk didalam secangkir air panas...rasanya pasti enak apalagi kalau pas hujan hmmm mentep deh rasanya...tapi alih-alih rasanya manis dan warnanya merah,ternyata bahan-bahan diatas justru menghasilkan rasa dan warna yang berbeda,rasanya pahit dan warnanya hitam...kira-kira reaksi akhi dan ukhti bagaimana?? yang ada malah merasa aneh nyeduh teh kok malah jadi kopi...jadinya harusnya rasa apa dong?? yah harusnya rasanya manis dan agak pekat dikit bukannya pahit...terus warnanya apa dong? yah harus merah,hijau,putih atau jingga dong..nah kalau gitu namanya harus apa?? yah kalau ngeliat dari bahan-bahannya sih harusnya teh tapi kok malam jadi kopi...aneh..

nah..sekarang coba deh kita semua mencoba untuk mengkorelasikan (mengandaikan) antara bahan,proses dan hasil menyeduh teh yang tadi dengan kehidupan kita..setelah berfikir beberapa saat maka kita akan memperoleh hasil sebagai berikut :

sejumput/sekantung teh & air panas = kebiasaan kita (kegiatan harian kita)
gula = waktu kita dalam satu hari
mengaduk = istiqomah
teh manis = harapan kita...

kalau sudah nemu yang kayak diatas nih tinggal kita sesuaikan..
misalkan harapan kita adalah "saya ingin menjadi orang sukses di usia muda" itu artinya kita sedang berikrar "saya ingin membuat teh yang enak"...sekarang tujuan kita sudah ada tinggal kita eksekusi..nah agar saya bisa sukses di usia muda maka saya harus "berusaha mulai sekarang dan melakukan kegiatan yang positif"itu sama saja artinya bahwa akhi dan ukhti mengambil sejumput/sekantung teh pilihan kita....setelah itu,agar saya bisa menjadi seseorang yang benar-benar sukses,maka saya harus "menggunakan watu saya sebaik mungkin dengan cara menjalankan aktifitas saya dengan waktu yang tepat" kalau yang satu ini artinya kita sedang berkata "saya harus menggunakan gula dengan takaran yang PAS"...kemudian untuk semakin mendekatkan saya dengan kesuksesan yang saya inginkan maka "saya harus tetap istiqomah"hmm...kalau yang satu ini artinya "saya harus mengaduknya agar bisa menghasilkan teh yang PAS"...

kalau sudah seperti itu harusnya kita sudah bisa menyadari kalau ternyata kesuksesan itu kita yang harus mengejarnya..bukankah Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum melaikan kaum itu sendiri yang berusaha untuk mengubahnya? ia kan? kalau yang diatas kita benar-benar lakukan maka insya Allah kesuksesan hidup akan kita peroleh atau seduhan teh terbaik akan kita peroleh...tapi kalau misalkan kita hanya melakukan kegiatan-kegiatan negatif dan menghabiskan waktu kita dengan hal-hal tersebut maka jangan harap kita akan memperoleh secangkir teh yang PAS..

nah itulah tadi hikmah yang sempat saya pelajari dari menyeduh teh dan semoga bisa membawa manfaat bagi kita semua...ingat kalau mau dapat teh yang mantap takarannya harus PAS...kalau mau menjalani kehidupan dengan sukses yang harus bisa menyeduhnya dengan cara yang..oh ia sedikit pesan buat adik-adik yang mau kuliah,ingat KKN "kuliahnya harus nyata,Kerjaannya nanti harus nyata karena hidup sukses itu bukan hal yang Nggak nyata". Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan yah...wassalamu alaikum warahmatullahi wabaraktuh


Makassar, 30 Juni 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah. Tak akan berpanjang lebar. Viral banget, ya? Jelas viral Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya. Tanggapanku soal film ini bagaimana? Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data. Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta". Data adalah fakta, dan fakta adalah data. Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data. lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.