Langsung ke konten utama

Tak Harus Benci

assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu...
catatan kali ini mungkin akan sedikit berbeda dengan catatan saya yang lainnya tapi tetap saja sebagai penulis tetap mengharapkan agar kalian ikhwa dan ukhti sekalian dapat memetik hikmah dari apa yang saya coba bagikan..aamiin..


untuk catatan kali ini sengaja saya beri judul tak harus benci,sengaja saya memilih judul ini karena tak jarang rasa benci inilah yang akan menjadikan silaturahmi menjadi merenggang,ukhuwah kian melemah bahkan tak jarang timbul perpecahan atau bahkan permusuhan diantara kita sesama kaum muslim.

ikhwa dan ukhtifillah sekalian Allah SWT itu benar-benar maha bijaksana dan maha mencipptakan segala sesuatunya dengan tujuan yang sangat luar biasa dan bahkan sekecil apapun peristiwa itu pasti akan selalu membawa pelajaran bagi yang ingin memperlajarinya.seperti misalnya penciptaan matahari,langit,bumi,bintang yang berukuran besar sampai dengan partikel-partikel atom yang berukuran nano sekalipun Allah menciptakannya dengan tujuan dan hikmah yang sangat luar biasa..subhanallah

apakah ikhwa dan ukhti sekalian  pernah melihat daun yang berjatuhan dari pohonnya karena terkena hembusan angin?saya rasa hampir dari kita semua pernah melihatnya.
apakah ikhwa dan ukhti sekalian pernah memperhatikan dengan seksama bagaimana daun itu terjatuh dari ranting pepohonan karena terkena hembusan angin?kalau hal ini mungkin tidak semua dari kita pernah memperhatikannya.
nah untuk kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas tentang pelajaran apa yang saya dapatkan dari perisitiwa tersebut,peristiwa jatuhnya daun dari pohonnya karena hembusan angin.

jatuhnya daun dari pohonnya bagi sebagian orang mungkin adalah hal yang biasa,akan tetapi peristiwa itu memiliki pesan dan sekaligus pengetuk hati dan fikiran kita.

urutan dari perisitiwa tersebut sangat sederhana jika diuraikan secara singkat yaitu
1.daun melekat pada ranting pohon
2.angin berhembus kearah pohon dan membuat daun terlepas
3.daun jatuh ke tanah

lantas dimana letak pesannya??
untuk menjawab hal itu kita harus menkorelasikan antara daun,pohon dan angin kedalam kehidupan kita
1.daun kita ibaratkan sebagai manusia dalam hal ini adalah diri kita masing
2.pohon kita ibaratkan sebagai zona nyaman kita tempat dan waktu dimana kita merasa sangat nyaman
3.angin kita ibaratkan sebagai ujian yang datang baik itu melalui teman,saudara,kekasih,guru,sahabat,orang tua atau bahkan melalui diri kita sendiri

kebesaran Allah SWT bukanlah suatu yang dapat kita sanksikan lagi karena hal itu adalah mutlak adanya akan tetapi dengan kekuasaan yang ada pada diri-Nya tidak membuat Allah SWT menjadi semena-mena kepada ciptaan-Nya bahkan Allah SWT sangat adil,sangat bijaksana,sangat mendengarkan hamba-Nya dan sangat mencintai ciptaan-Nya.

Allah SWT menciptakan setiap mahluk-Nya dengan ruh termasuk ruh untuk binatang,tumbuhan dan mahluk lainnya seperti angin,api,tanah dan air semuanya memiliki ruh dan semua juga dapat meminta sesuatu hal atau mengadukan sesuatu hal kepada Allah SWT melalu do'a dalam munajad atau istikharah.

jika demikian mengapa daun itu tak pernah berdo'a kepada Allah SWT untuk membuatnya menjadi lebih kuat agar tak terjatuh dari pohonnya saat angin berhembus atau meminta Allah SWT agar angin tidak pernah diciptakan sehingga ia tak perlu khawatir harus terjatuh dari pohonnya sampai tiba saat ia benar-benar kering?jawabannya adalah karena daun tak pernah sedikitpun membenci angin.

daun itu senantiasa bersabar dalam menghadapi hembusan angin,ia senantiasa berdzikir kepada ALlah SWT dan senantiasa bersyukur kepada Allah atas penciptaan dirinya yang sedemikian rupa.daun tak pernah risau mengingat daun yang jatuh saat angin berhembus tak selamanya adalah daun yang berusia tua dan daun itu tahu bahwa apapun yang terjadi itulah takdir terbaiknya yang Allah tetapkan atas dirinya sehingga membuatnya senantiasa taat kepada Allah SWT dan tak sedikitpun membenci angin.

bisa dipastikan diantara kita pernah mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan baik itu hal-hal kecil seperti mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dari guru kita,mendapatkan uang saku yang sedikit dari orang tua kita sampai kejadian lain yang tidak bisa kita terima seperti misalnya seorang sahabat yang melakukan sebuah kesalahan yang sangat fatal yang menjadikan kita membencinya dengan rasa benci yang sangat mendalam dan membuat kita seoalah tak ingin mengenalnya lagi berharap dia lenyap dari kehidupan kita..dan biasanya hal inilah yang kita sebut sebagai permusuhan yang terlahir dari kebencian.

rasa benci ini kekuatannya sangat luar biasa,rasa benci ini mampu membuat kita melakukan hal-hal yang sebelumnya kita tidak ingin lakukan seperti misalnya membuat kita menyakiti sahabat kita atau bahkan membuat air mata dari kedua orang tua kita menetes dengan perlahan karena tindakan kita.
tapi ya akhi wa ukhti sekuat-kuatnya rasa benci ini ia tak akan berdaya ketika harus berhadapan dengan satu kata luar biasa lainnya.kata itu adalah kata "cinta" yang kemudian kita ungkapkan dalam sebuah kalimat yang sangat lemah lembut yaitu "aku memaafkanmu" atau "maafkanlah aku"..karena bagaimanapun berkerasnya kita dalam kebencian tak dapat kita pungkiri bahwa ada hal lain yang seolah berbicara kepada kita hal lain yang seolah memberikan pesan kepada kita untuk kembali menjalin silaturahmi,menjalin pertemanan,menjalin persaudaraan,menjalin kekeluargaan dan kembali merajut ukhuwah yang sempat terkoyak oleh kebencian...suara-suara itu tak lain adalah suara dari hati kita..Allah menciptakan kita dengan hati yang sangat luar biasa,hati yang sangat baik,hati yang sangat penyabar,hati yang sangat dermawan,hati yang sangat tawadduh dan hati yang sangat pemaaf.penciptaan hati kita yang seperti ini adalah tak lain karena Alllah ingin agar kita senantiasa menggunakannya dengan sebaik-baik cara.

mungkin saat kita semua membaca catatan ini masih ada diantara kita yang mengenggam rasa benci dengan seseorang yang kita berikan predikat mantan seperti misalnya mantan teman atau mantan sahabat,maka saudaraku mungkin tak ada salahnya jika kita sedikit belajar untuk menjadi si "daun" dalam kehidupan kita yang sekali ini saja yang sangat disayangkan jika harus kita biarkan berlalu dengan rasa benci kepada sesama muslim.toh tak ada salahnya jika kita memulia untuk kembali menata kehidupan kita kembali layaknya daun.

oh ia mengenai daun tadi bukankah saat ia terjatuh ia terjatuh ketanah?bukankah saat ia jatuh ketanah daun itu akan menjadi cikal bakal terbentuknya kehidupan tanaman lainnya (ia menjadi pemupuk kehidupan lainnya yang akan tumbuh dilain waktu)?begitupun dengan kita yang mungkin telah tersakiti dan membenci,ketika kita mampu untuk mencoba kembali memaafkan dan merangkul sahabat kita,teman kita,saudara kita dan orang tua kita bukanlah sebuah hal yang mustahil jika nantinya karena rasa maaf itu hubungan yang terjalin akan semakin kuat dan insya Allah akan di ridohi oleh Allah SWT dan bukanlah suatu hal yang mustahil jika hubungan yang terjalin kembali itu adalah cikal bakal dari terbangunnya ummat islam dalam ukhuwah yang sangat LUAR BIASA..aamiin ya Rabb

baiklah ikhwa dan ukhtifillah sekalian saya rasa cukup sekian untuk catatan saya kali ini...
waassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 13 Januari 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah. Tak akan berpanjang lebar. Viral banget, ya? Jelas viral Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya. Tanggapanku soal film ini bagaimana? Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data. Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta". Data adalah fakta, dan fakta adalah data. Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data. lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.