Kemana lagi resah aku ruah
Ku ratap luka hidu berongga qalbu
Barisan gelak tawa berganti isak pilu
Ku ratap harap menjauh pergi
Sedang subuh masih terbaring
Sosok tak menahu terdera calar hidu
pilukan hati
Meringislah hatiku, terisaklah tangisku
Selahap duka bangsa, tentang ratapan
mereka dimasa datang
Kaki mereka kelak sanggah hidup kita
Mengapa kekar serupa mati bara api
Hati mereka suci, tawa mereka bersih,
itu selayaknya
Nyatanya, hatiku luka terisak tangis
duka lara
Hati mereka tetaplah suci
Tapi tawa menjelma pasi
Binar mata tenggelam dalam linangan
Suara gelak tawa tak menahu, merupa
nirwana mencalar hidu
Adakah tangisannya serupa nyanyian,
sehingga kita teramat lena dan kadang lelap
Gowa, 28 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar