pernah suatu hari ada seorang
pemuda yang begitu menginkan sebuah rumah yang indah,dan kemanapun ia
pergi ia selalu membawa gambar rumah impiannya itu.pemuda itu kemudian
berfikir bagaimana mungkn ia bisa tinggal dengan tenang dalam rumah
imianna itu jika pondasinya tidak cukup kuat untuk menahan beban dari
rumah tersebut,maka ia membangun pondasinya dengan sangat tanpa perlu
antuan dari orang lain.
kemudian pemuda itu kembali berfikir bagaimana mungkin ia dapat tinggal dengan tenang dalam rumah impiannya itu jika tiangnya tidak cukup kuat untuk menahan beban dari atap,maka ia memilih tiang dan menanamnya diatas pondasi yang kokoh tanpa perlu bantuan orang lain.
tak lama setelahnya pemuda itu embali berfikir bagaimana mungkin ia dapat tiggal dengan tenang dalam rumah impiannya itu jika atapnya tidak cukup kuat untuk menahan hujan dan badai serta teriknya matahari,maka pemuda itu memilih kayu khusus dan kuat serta menggunakan genteng dari bahan pilihan dan memasang atapnya sekali lagi tanpa perlu bantuan orang lain.
akhirnya terabayar sudahlah jerih payahnya selama ini "rumah impianya"menjadi nyata
hari demi hari berlalu sipemuda terlihat bahagia dengan rumahnya itu,dan setelah melalui bebrapa tahun si pemuda muai terlihat murung bahkan bersedih.
akhirnya si pemuda memutuskan untuk meninggalkan rumahnya bebrapa lama.tak lama setelah berjalan,si pemuda melihat sebuah gubuk kecil dan reok dan dihuni setidaknya oleh se-lusin manusia.namun yang aneh dimata si pemuda adalah bahwa orang-orang dalam gubuk itu terihat bahagia.bahkan ia sempat melihat seorang bapak tengah membetulkan atap rumahnya yang bocor dibantu oleh anak laki-lakinya.tak perlu waktu yang lama sipemuda kemudian dapat memahami mengapa ia begitu hampa dalam rumah impiannya.itu karena ia hanya membangun rumahnya itu untuk dirinya sendiri tidak untuk dihuni oleh orang lain yang pantas menemaninya.
renungan:
terkadang ketika kita ingin mencapai sesuatu baik itu adalah untuk meraih kedudukan tinggi ataupun pemahaman agama yang tinggi terkadang kita terlalu sibuk mempertinggi diri kita sendiri tanpa pernah ingin menerima seseorang yang ingin masuk kedalam lingkungan kita.sebagai contohnya adalah keindahan ahklak,ketika kita tengah mencari ilmu agama kita begitu enggan untuk menerima seseorang karena alasan tertentu yang akhirnya hanya akan membuat kita sendiri bertanya-tanya untuk apa kita memperindah ahklak?bukankah perbendaharaan terbaik adalah ilmu yang baik?dan bukankah ilmu yang terbaik adalah yang membawa hikmah?dan bukankah hikmah terbaik adala yang dapat kita rasakan dan dapat pula orang lain rasakan?..maka dari itu tak salahnya untuk sedikit menerima dan membuka hati kita meskipun orang itu berstatus "hanya" di depan mata kita
kemudian pemuda itu kembali berfikir bagaimana mungkin ia dapat tinggal dengan tenang dalam rumah impiannya itu jika tiangnya tidak cukup kuat untuk menahan beban dari atap,maka ia memilih tiang dan menanamnya diatas pondasi yang kokoh tanpa perlu bantuan orang lain.
tak lama setelahnya pemuda itu embali berfikir bagaimana mungkin ia dapat tiggal dengan tenang dalam rumah impiannya itu jika atapnya tidak cukup kuat untuk menahan hujan dan badai serta teriknya matahari,maka pemuda itu memilih kayu khusus dan kuat serta menggunakan genteng dari bahan pilihan dan memasang atapnya sekali lagi tanpa perlu bantuan orang lain.
akhirnya terabayar sudahlah jerih payahnya selama ini "rumah impianya"menjadi nyata
hari demi hari berlalu sipemuda terlihat bahagia dengan rumahnya itu,dan setelah melalui bebrapa tahun si pemuda muai terlihat murung bahkan bersedih.
akhirnya si pemuda memutuskan untuk meninggalkan rumahnya bebrapa lama.tak lama setelah berjalan,si pemuda melihat sebuah gubuk kecil dan reok dan dihuni setidaknya oleh se-lusin manusia.namun yang aneh dimata si pemuda adalah bahwa orang-orang dalam gubuk itu terihat bahagia.bahkan ia sempat melihat seorang bapak tengah membetulkan atap rumahnya yang bocor dibantu oleh anak laki-lakinya.tak perlu waktu yang lama sipemuda kemudian dapat memahami mengapa ia begitu hampa dalam rumah impiannya.itu karena ia hanya membangun rumahnya itu untuk dirinya sendiri tidak untuk dihuni oleh orang lain yang pantas menemaninya.
renungan:
terkadang ketika kita ingin mencapai sesuatu baik itu adalah untuk meraih kedudukan tinggi ataupun pemahaman agama yang tinggi terkadang kita terlalu sibuk mempertinggi diri kita sendiri tanpa pernah ingin menerima seseorang yang ingin masuk kedalam lingkungan kita.sebagai contohnya adalah keindahan ahklak,ketika kita tengah mencari ilmu agama kita begitu enggan untuk menerima seseorang karena alasan tertentu yang akhirnya hanya akan membuat kita sendiri bertanya-tanya untuk apa kita memperindah ahklak?bukankah perbendaharaan terbaik adalah ilmu yang baik?dan bukankah ilmu yang terbaik adalah yang membawa hikmah?dan bukankah hikmah terbaik adala yang dapat kita rasakan dan dapat pula orang lain rasakan?..maka dari itu tak salahnya untuk sedikit menerima dan membuka hati kita meskipun orang itu berstatus "hanya" di depan mata kita
Komentar
Posting Komentar