Langsung ke konten utama

Letter 1

perlahan sang surya telah kembali bersemayam dalam kelamnya malam,membawa cahayanya menjauhi kelam menyelimuti lembah yang bersenandung lolongan serigala malam.
suara-suara yang tak pernah dapat kubungkam setelah sekian lama.
entah kapan suara-suara itu berakhir aku sendiri tak tahu...


kulihat dikejauhan sosokmu datang menghampiriku,tidak dengan pakain lusuh yang aku sisakan bahkan sebelum aku sempat melihat,entah dari mana kau mendapatkannya,tapi kau terlihat begitu m,anis dengan senyuman yang sesekali membuatku dapat melihat gigi kecilmu yang begitu malu.

cahaya indah mentari kini akan menjadi mimpi,bukan karena ,,,,,ia tak akan hadir esok hari,api karena keindahannya tidak lagi lebih dari sekedar mimpi..

apakah bumi telah binasa...?bahkan cahaya bulanpun enggan menyapaku yang kini harus tersungkur didalam tumpukan kayu dan tak lama lagi tumbang...

setiap malam aku hanya dapat mengingatmu yang datang dengan menghampiriku dalam rengkuhan malam yang kian beku berselimutkan bau mayat-mayat yang seolah ingin berbicara dan terkadang terlihat menertawakanku akan kehidupanku yang belum berakhir ini...

dalam gelapnya malam,berselimutkan bau mayat dan mesiu
war and sadness

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah. Tak akan berpanjang lebar. Viral banget, ya? Jelas viral Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya. Tanggapanku soal film ini bagaimana? Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data. Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta". Data adalah fakta, dan fakta adalah data. Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data. lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.