Langsung ke konten utama

Diorama Badan Siber Nasional

Assalamu alaikum.

Belakangan ini dunia portal siber tanah air seolah telah bermetamorfosis menjadi sarana indoktrinisasi yang paling potensial. Banyak pemberitaan tak tentu arah terlebih lagi keabsahannya memberikan warna tersendiri di jagad jurnalisme tanah air. Beberapa tajuk terbukti mampu menjadi oasis ditengah-tengah masyarakat luas. Bukan tanpa sebab tajuk-tajuk ini mendapatkan perhatian masyarakat luas, melihat dari berbagai permasalahan yang melanda tanah air, hal ini tentunya akan menjadi peluang emas bagi para peraup citra dan rupiah.

Semisal pemberitaan tentang penistaan agama, serbuan tenaga kerja asing, upaya makar dan yang terbaru adalah seputar buku "Jokowi Undecover". Kesemuanya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca dan terbukti sukses menjadikan portal siber kebanjiran pengunjung; termasuk tanggapan serius dari pihak pemerintah tanah air.

 
Beredarnya informasi-informasi ini secara bebas dan tak terkendali, ternyata memiliki dampak cukup besar. Entah sebagai pelampiasan kekesalan atas isu-isu tersebut atau karena memang untuk mendisiplinkan para pemilik dan pembaca portal-portal ini, pemerintah kemudian membentuk Badan Siber Nasional. Berdasarkan penuturan Menkopolhukam, badan ini nantinya akan menjadi payung aktifitas siber secara menyeluruh di Indonesia.

Namun, hal yang paling menarik bagi saya secara pribadi adalah alasan pembentukannya. Secara praktis pembentukan badan siber nasional ini sangtalah penting, akan tetapi dengan memerhatikan beberapa syarat utama, seperti latar belakang pembentukan, tujuan, tupoksi, hasil kerja dan beberapa faktor lainnya. Agak menggelitik rasanya ketika pembentukan badan siber nasional ini adalah hanya karena masalah HOAX saja. Jika hanya masalah hoax yah, serahkan saja kepada lembaga jurnalistik tanah air, toh kita sudah punya perundang-undangan jurnalistik yang cukup jelas dan cakupannya termasuk cukup luas.
sumber freepik

Pembentukan badan siber nasional harusnya bertujuan untuk melakukan pengamatan objek, pengumpulan data, pengolahan dan pembangunan basis data secara menyeluruh; badan yang akan menjadi domain data skala nasional. Tidak terbatas pada wacana pemberantasan hoax saja. Selain itu, pembentukan badan siber nasional, oleh masyarakat luas dinilai sarat akan kepentingan politik. Masyarakat beranggapan bahwa ini tidak lebih dari cara pemerintah membungkam kritikus pemerintah.

Bukan berarti saya menolak badan siber nasional ini, hanya dari segi fungsi, rasa-rasanya badan ini sangat jauh dari berbagai aspek baik dari segi penamaan dan fungsi sebenarnya. Selain itu, pemerintah harus mampu berbesar hati atas segala kritikan yang hadir, toh kritikan itu sendiri tidak akan pernah habis. Gunakanah nalar sehat dalam mengemban amanah, jangan mau jadi papa minta saham, apalagi merasa ini adalah negara bapak saya. Sudahlah, sekarang bukan waktunya lagi pamer-pamer arogansi dari jabatan. Masyarakat sudah cukup dewasa dalam menilai kinerja pemerintahan; apakah efektif atau tidak. Bukankah kita sudah paham benar apa maksud dari pepatah "tidak akan ada asap jika tidak ada api".

wallahu a'lam bisshowab. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah. Tak akan berpanjang lebar. Viral banget, ya? Jelas viral Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya. Tanggapanku soal film ini bagaimana? Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data. Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta". Data adalah fakta, dan fakta adalah data. Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data. lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.