Langsung ke konten utama

Efek Root "SEXY Killer"

Bismillah.
Tak akan berpanjang lebar.
Viral banget, ya? Jelas viral
Hasil gambar untuk sexy killer
Film semi dokumenter ini menjadi bahasan jagad sosial media, kaum milenial khususnya.
Tanggapanku soal film ini bagaimana?
Untuk pengambilan gambar cukup bagus, sound qualitynya juga lumayanlah, untuk permainan narasinya juga bisalah mendapatkan nilai 6 untuk skala 1 sampai 10. Tetapi tidak secara data.

Sudah jelas, segala sesuatu memiliki tujuan. Untuk seorang milenial atau pemilih tetap usia muda, tentunya film ini akan menjadi primadona dalam khazanah berfikir, karena seolah "meembuka mata dan membongkar fakta".

Data adalah fakta, dan fakta adalah data.
Data, dan fakta adalah sesuatu yang bersifat majemuk, saling terkait satu dan lainnya. Data akan selalu menyajikan kebenaran, dan kebenaran akan selalu menjadi bagian dari data.

lantas dimana letak kesalahan dari Film ini? Dibandingkan menyebutnya sebagai karya yang gagal, saya mungkin akan menyebutnya sebagai pewajahan yang gagal.

Ya, pewajahan yang gagal. Dalam Sexy Killer, kita banyak disuguhkan data-data, juga fakta-fakta miris penguasa tanah air, yang membuat persona seolah kita sedang berada didalam sebuah labirin kekuasaan pejabat atau elite politik.

Hal mendasar yang menjadikan pewajahan film ini gagal, menurutku, adalah Root.
Dalam menyusun suatu kerangka, kita membutuhkan banyak data, yang berdasarkan pada fakta. Tentu sudah kita fahami, bahwasanya data adalah sesuatu yang valid, solid, sudah baku,  dan fakta adalah segala sesuatu yang sudah terbukti, juga dapat dipertanggung jawabkan.

Lantas dimana letak root?
Root adalah akar rumput, atau lapisan dibawah permukaan tanah dari sebuah ekosistem.
Yang mana dalam sistem kenegaraan, kita mengenal masyarakat sebagai lapisan tanah, sehingga setiap apa yang terjadi secara langsung ditengah masyarakat adalah suatu fakta, dan dapat diolah menjadi sebuah data.

Akan tetapi, dari kondisi ekosistem yang ada, jika saja kita sedikit lebih jeli membaca, maka dengan sangat jelas bahwa fakta dilapisan masyarakat merupakan hasil dari sebuah rekayasa fenomenan, dan dalam hal ini disebut sebagai root atau akar rumput.

Secara perspektif, Film Sexy Killer benar-benar "melupakan" soal Root ini. Dasar dari pemikiran saya adalah tidak disebutkannya waktu yang lebih spesifik dari peta-peta kekuasaan penambang mutiara hitam. Sehingga secara praktis, masyarakat akan menilai bahwa situasi tersebut memiliki range waktu yang bersamaan (nyata tidak).

Beruntungnya Beberapa Pihak
Meski terkesan menguak, dan menyentil secara langsung tokoh-tokoh penguasa batu bara, nyatanya Sexy killer menjadikan salah satu pihak diuntungkan.

Dari sisi mana saja, dan siapa pihak yang diuntungkan?

Dari sisi desain peta batu bara
Secara jelas kita bisa melihat, baik kubu 01 dan 02 sama-sama mendapatkan sentilan dari film ini. tetapi sadarkah anda, bahwa setiap garis dari peta-peta yang ada memiliki pola yang sama? Yaitu dari arah kanan ke kiri untuk kubu 01, dan arah kiri ke kenan untuk kubu 02. Secara umum, alam bawah sadar manusia akan memproses, dan memberikan nilai terhadap suatu fakta yang berdasarkan pada kebiasaan dan pola.

Garis yang sering kita gunakan berpola dari kiri ke kanan, sehingga kita akan lebih mudah mengingat paparan dengan garis tersebut. Nah, dalam hal ini, garis dari arah kiri ke kanan lebih dominan disematkan pada kubu 02, dan tentu saja alam bawah sadar kita akan memproses "data" ini secara lebih baku, jika dibandingkan dengan garis dari arah kanan ke keri (kubu 01). Dalam hal ini saya menilai kubu 01 lebih diuntungkan.

Pencitraan Karakter
Masih dalam ranah psikologi manusia. Meski di dalam film ini ditunjukkan wajah setiap kubuh, tetapi jika kita cermati, wajah kubu 01 lebih dominan ditampilkan dalam sesi wawancara.

Tahukah anda, dalam ilmu marketing ada satu hal yang disebut sebagai mikro marketing. Mikro marketing adalah suatu metode yang memanfaatkan celah dari otak manusia dalam memproses informasi citra. Simulasinya seperti ini. Jika anda melihat tayangan orang terbakar di TeVe, maka anda juga akan meyakini jika bahwa dia kepanasan, meski di sisi lain anda juga sadar bahwa itu hanya sebuah kebohongan. Contoh lainnya adalah ketika saya mengatakan "jangan membayangkan bulan". Maka yang terjadi adalah anda akan tetap membayangkan bentuk bulan. Kedua contoh diatas merupakan dasar dari psikologi pasar - micro marketing

Nah, dalam kasus ini dagangan tersebut adalah calon presiden dan wakil presiden. Sederhananya adalah, wajah yang paling sering muncul adalah wajah dari produk si pedagang. Dan wajah siapakah tersebut?

Manipulasi data
Untuk ini harus kita garis bawahi, bahwa memanipulasi data, dan rekayasa data adalah dua hal yang sangat berbeda. Memanipulasi data artinya seseorang sengaja mengambil data sesuai dengan keinginannya untuk menciptakan sebuah kerangka, meskipun data yang diambil adalah data yang valid, dan solid, tetapi tidak demikian dengan tujuan kontruksi kerangkanya. Sedangkan merekayasa data adalah membuat data-data palsu yang secara sederhana dapat kita kategorikan sebagai kebohongan.

Film Sexy killer dari sudut pandang saya, terkesan memaksakan data yang ada dengan cara memanipulasi. Seperti penyebutan angka korban seusai menyebutkan nama perusahaan terkait kubu 02 atau menjelang penyebutan kubu 02. Dan semakin terkesan memaksakan data dalam hal pengemasan posisi pihak pemerintah, yang dalam hal ini identik kubu 01 hanya sebagai bagian kecil efek domino dari penguasa tambang. Dan sudah tahu kan siapa yang untung?

Efek Root Sexy Killer
Singkat
Efek root dari film ini adalah untuk membuat distorsi keikut sertaan pemilih milenial. Yang dalam hal ini banyak mendukung kubu 02. Dengan efek root "kedua pasangan sama saja, jadi mending golput".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan

Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menempuh jarak Entah itu jarak dari langkah ke langkah Jarak nafas ke nafas Jarak waktu ke waktu atau jarak rindu ke rindu Ditiap-tiap kehidupan, kita banyak menjejaki janji Entah itu janji dari batas ke batas Janji temu ke temu Janji benam ke benam matahari atau janji dari harap ke harap Dalam banyak perjalanan, kita banyak terhenti Entah itu henti lelah ke lelah Henti payah ke payah Henti luka ke luka atau henti dari sejenak ke selamanya Bukan karena tak lagi ingin; Hanya saja jarak, janji, dan perhentian tak selalu serindu, seharap, dan sekekal waktu Makassar, 11 Maret 2019

Surat; Menemukan Kalimat Terindah

   Bismillahirrahmanirrahiim. Ada begitu banyak tanya menggelayut dibenakku. Ya, kebanyakan tentang takdir. Konsep mengenai takdir sebenarnya tak ada; "semua peristiwa adalah apa adanya, dengan korelasi aksi-reaksi" juga kerap datang menyapa imaji.