Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Oasis Massanrempulu

   Harap akan geliat literasi Massarempulu' benar-benar terpupuk dalam pandang. Ditengah perhelatan lapak-lapak dengan suguhan camilan khas, pernak pernik dan sosialisasi program unguulan instansi pemerintah. Terlihat riang dan sangat antusias, anak-anak kisaran sembilan tahun, tengah mengerumuni Mobil Perpustakaan Keliling milik pemerintah Kota Kabupaten Enrekang. Mereka saling merebut meja, tempat buku-buku menceritakan setiap kisah terbaik.      Pemandangan langka. Seolah menjadi oasis tersendiri, pemandangan ini benar-benar menyejukkan hati bagi penggiat literasi. Bukan tanpa alasan. Lemahnya tingkat kesadaran terhadap urgensitas literasi dan ketimpangan penggunaan teknologi yang kian tak terbendung, telah mengubah paradigma generasi belia dan menggeser "Buku sebagai sumber ilmu" menjadi "Tanya Om Google". Berdasar pada data keluaran Kementrian Komunikasi dan Informasi tahun 2016, Merah Putih bertengger di urutan ke-enam negara dunia dengan 102 juta pen

Usai Sujud

I Oh Tuhanku Telah selesai hamba bersujud Lepas sudah sujud hamba Oh Tuhanku Hamba meminta kepadaMu Pinta buah kerja dibasuh peluh Oh Tuhanku Tengadah tangan hamba Larut-larut dalam harap Bermoga-moga Segenggam emas dan seikat uang jatuh depan sandal Bermoga-moga Rezeki hari memberi hamba hidup dalam cukup Oh Tuhanku Hamba sadar diri Pinta hamba bukan sekadar pinta, bagimu Oh Tuhaku Kirimkalah satu "kun" kepada hamba "Kun" untuk menjadi Tuhanku yang baru II Sembari kuselimuti wajah dengan kabut semu; Oke, tunggu saya di warung kopi III Oh Tuhan Hamba mohon diri Kutunggu "Kun"Mu Di warung kopi Sumber: El Sonrisa Enrekang, 17 Februari 2017

Monumen Hidup

Kematian adalah sebuah keniscayaan dan tangislah lagu pengiringnya. Hidup tidak mesti melulu menyoalkan mencari rezeki dan melepaskan dahaga, juga lapar. Kita tak harus selalu melaju dengan begitu lesat dalam lintasan. Ada masa dimana kita harus berhenti sejenak dan mulai belajar untuk tertaih bersama langkah. Manusia sebagai monumen kehidupan merupakan metamofosis dari keberagaman laju langkah kita. Selalu ada masa untuk setiap hal-hal yang tidak menghasilkan tetapi memiliki esensi padat nilai. Semisal memerhatikan langkah kaki atau menakar seberapa bungkuk punggung kita hari ini; sudah seberapa dekat pandangan kita dengan tanah yang dipijak. Sumber: El Sonrisa Sejatinya, kehidupan kita adalah sebuah perjalanan tetapi tidak melulu kita harus berjalan dengan laju. Beristirahat adalah pilihan yang bijak saat lelah, sejenak memberhentikan langkah melihat sekitar, menakar setiap ingatan dan mendekap nafas kita dengan benar. Sebab bukan satu hal mustahil, jika poros kita tak

Kecemasan Pak Jaga

Mewawancarai seseorang adalah hal baru begaiku, secara formal. Tetapi sebelum ini, mewawancarai "hal" termasuk sangat menggiurkan untuk digemari. Kemarin (10 Februari 2017), diperjalanan menuju kantor, seperti biasa saya banyak menyapa orang-orang sawah yang sangat ceria. Dengan penuh semangat menghalau burung pipit menerbangkan bulir-bulir biji padi yang mulai menguning. Keceriaan mereka telah menjadi sarapan tersendiri bagiku, terutama sebagai pengingat atas kuasaNya dan sebagai pengingat bahwa beberapa baris doa kita adalah hak dari pak tani. Gambar Oleh : El Sonrisa Tiba di tinkungan; entah ditikungan keberapa, kendaraanku seolah melabat dengan sendirinya, melihat kak Jaga (salah satu orang-orangan sawah yang biasanya ceria) duduk termangu di tengah ladang. Hal ini sangat asing bagiku, bahkan teramat asing. Sudah tentu pak Jaga tengah memikirkan sesuatu. Melirik kearaha jam tanganku, waktu beberapa menit sepertinya bisa aku luangkan untuk mendengarkan cerita pak