Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Berbahagialah

Anakku.. Surat ini untukmu dari ibumu Anakku, sebagaimana engkau mengetahuinya, seperti itu pula hatiku kala itu dalam kesedihan dan kebimbangan. Tapi anakku, masihkah kauingat akan senja itu? saat dimana aku, kau dan ayahmu duduk bersama dirimbunnya pepohonan halaman belakang rumah kita.

Hakikat Mencari; Makna

Sekalian kita ialah hamba Mengabdilah diri pada Ilah; bagi yang mengenal diri Sepilihan kita ialah musafir Mencari jalan, mencari makna; memakamkan diri guna memakarkan abdi Kepada diri; kita, ada hakikat Masihkah, kita akan lena dan lelap dalam masa; dikenangkan kemudian pupus dan berlalu pergi?

Cinta Trapesium

Bimbang, yah itulah kata pertama yang belakangan kian mantap berkiprah dalam pikiranku terlebih lagi di hatiku. Seandainya bisa, ingin rasanya memisahkan tubuh, ruh dan batin ini, tapi sayangnya itu mustahil. Alhasil, jadilah aku yang harus menjalani cinta trapesium ini; yang rasanya seperti rujak, pangsit dan nasi campur. Kalau makannya pas lagi pengen yah enak, tapi kalau makannya secara beruntun mungkin rasanya akan berbeda lagi, dan kau tahu rasa cinta segi tiga itu seperti mencampurkan ketiganya menjadi satu dan harus terlahap habis saat itu juga, dan kualami adalah cinta trapesuim. Make me so confused .